THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES
Kami mengucapkan selamat kepada pak Jusuf Kalla yang telah terpilih menjadi ketua PMI periode 2009-2014, dalam MUNAS ( Musyawarah Nasional ) ke-19.

Sabtu, 30 Oktober 2010

penanganan asma

Cara Ampuh Tangani Asma
Kontribusi Dari Administrator
Wednesday, 16 April 2008
Pemutakhiran Terakhir Wednesday, 16 April 2008


KASUS penyakit paru terutama pneumonia dan asma di wilayah Kabupaten Bandung amat tinggi. Dari catatan Dinas
Kesehatan Kab. Bandung, kedua penyakit itu menduduki peringkat kedua "pembunuh" manusia setelah kardiovaskuler.
Dengan tingkat pencemaran udara yang makin tinggi akibat kendaraan bermotor dan pabrik, membuat pnemonia dan
asma makin mewabah di masyarakat.











Melihat kenyataan itulah, RSI Al-Ihsan Baleendah belum lama ini mengadakan "Simposium Pnemonia dan Asma bagi
Awam" yang dibuka Wakil Kepala Dinkes Kab. Bandung, dr. Sukmahadi Thawaf.





Dalam seminar tersebut terungkap, dokter tidak bisa lagi menjalankan istilah "tulis resep obat untuk meredakan sesak,
setelah itu habis perkara" untuk menangani asma pada bayi dan anak-anak.





"Bersama dengan keluarga dan penderita, dokter yang menangani asma harus merencanakan penanganan jangka
panjang. Hal ini supaya penderita tidak mengalami tak eksaserbasi, sekalipun menderita asma," kata dr. H.O.
Rosmayudi, Sp.Ak. dari RSHS/FK-Unpad.





Cara efektif menangani pneumonia dan asma, menurut dr. Rosmayudi, dengan deteksi dan eliminasi faktor-faktor
pencetusnya. Sayang, dalam prakteknya cara ini jarang membuahkan hasil. "Cara kedua yang biasa ditempuh yakni
dengan memberikan obat-obatan controllers seperti stereoid inhalasi, stereoid sistemik (per oral), teofilin lepas lambat,
dan antihistamin generasi baru," jelasnya.





Sedangkan dr. Eddie Soeria Soemantri dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-Unpad mengatakan, penanganan asma
belum ditangani dengan tepat sehingga hasil pengobatannya pun belum sebaik yang diharapkan. "Ditambah lagi
kemampuan penderita asma untuk membeli obat-obatan asma yang dianjurkan dokter, terutama inhaler yang cukup
mahal harganya. Apalagi untuk membeli alat peak flow meter sebagai alat kontrol asma sehari-hari yang jauh dari
jangkauan kemampuan masyarakat," katanya.





Menurut Eddie, asma merupakan penyakit peradangan saluran napas yang kronis. Dalam peradangan tersebut,
berbagai saluran sel radang ikut berperan terutama sel-sel mastosit dan limfosit-T. "Pada penderita yang peka,
peradangan saluran napas kronis ini dapat menyebabkan batuk-batuk, bunyi mengi, banyak dahak, sesak napas, dan
dada tidak enak, khususnya waktu malam hari atau subuh," jelasnya.





Dengan adanya peradangan tersebut, lanjut Eddie, tentunya pengobatan terbaik adalah menghilangkan atau paling
sedikit mengurangi peradangan kronis pada saluran pernapasan. "Akibat peradangan saluran napas yang kronis,
membuat saluran napas menyempit hingga penderita sesak dan timbulah bunyi mengi.





Kepekaan saluran napas terhadap perangsangan juga semakin tinggi atau hiper reaksi bronkus hingga bisa terjadi
batuk, bersin, berdahak, dan sesak napas," katanya.
cpddokter.com - Continuing Profesional Development Dokter Indonesia
http://cpddokter.com/home Menggunakan Joomla! Generated: 30 October, 2010, 22:38


Jadi, kalau penderita asma hanya diobati sesak napasnya, berarti yang diobati hanya akibat peradangan saluran
napasnya, tapi penyakit utamanya yakni peradangan saluran napas tidak diobati. "Juga kepekaan saluran napas, hiper
reaksi bronkus, juga tidak diobati hingga pengobatan asma hanya sebagian. Tentu saja hasilnya juga mengecewakan,"
timpalnya.





Cara efektif menangani penyakit asma, lanjut Eddie, dengan pencegahan (preventif), meski harus memakan waktu
cukup lama. "Pengobatan asma yang terbaik adalah mencegah timbulnya gejala akibat peradangan saluran napas. Hal
ini dilakukan dengan memberikan obat anti peradangan jangka lama dan mengendalikan faktor-faktor pencetus
serangan asma," jelasnya.





Tujuh jurus ampuh





Lebih jauh Eddie memberikan tujuh jurus ampuh mengatasi asma yakni melakukan penyuluhan (edukasi) kepada
penderita dan keluarganya. Dengan edukasi diharapkan penderita/keluarga bisa mengelola penyakit asma dan
mengobatinya. "Tentu saja penderita dan keluarga juga harus mengetahui obat-obat asma, baik kegunaan, efek
samping maupun cara memakainya," katanya.





Selain itu, perlu juga diketahui faktor-faktor pencetus serangan asma dan tahu cara mengendalikannya. Pihak keluarga
dan penderita juga disarankan membuat rencana darurat (emergency plan). "Pengobatan asma juga harus diikuti
rehabilitasi dan menaikkan kebugaran tubuh melalui olah raga yang terpimpin. Dari semua rangkaian jurus itu, yang
terakhir adalah memantau dan menindaklanjutinya secara teratur," ujarnya.





Menurut Eddie, faktor-faktor pencetus serangan asma di antaranya debu rumah, jamur, tepung bunga, bulu binatang,
selimut wol, dan kasur kapuk. Faktor lainnya juga bisa berasal dari obat nyamuk, asap rokok, asap lampu, dan asap
kompor. "Perlu juga diperhatikan faktor pencetus dari makanan seperti udang, susu, telur, dan ikan laut. Demikian juga
perubahan cuaca dan pengaruh obat-obatan seperti penisilin, sulfa, dan aspirin yang bisa menjadi faktor pencetus
serangan asma," katanya.





Sedangkan dr. Imam Supardi dari RSI Al-Ihsan mengatakan, pengobatan asma dengan memakai antibiotika menjadi
makin tak efektif, malah semakin mahal. "Akhir-akhir ini banyak ditemukan bakteri yang resisten (tahan) terhadap
antibiotika yang disebabkan pemakaian antibiotika yang makin luas dan kurang tepat," ujarnya.





Demikian pula dengan perkembangan produksi antibiotika baru yang dinilai Imam masih lambat dibandingkan terjadinya
kuman yang resisten terhadap antibiotika. "Masalahnya, bagaimana menentukan antibiotika yang tepat untuk keperluan
terapi dalam menanggulangi penyakit infeksi seperti asma. Dari penelitian kami, ternyata antibiotika seperti
kloramfenikol, eritromisin,, dan tetrasiklin sudah sangat menurun kekuatannya. Sedangkan golongan aminoglikosida dan
quinolon juga tak jauh berbeda, malah pemakaiannya harus hati-hati karena punya efek samping," jelasnya.





Dengan kepekaan kuman yang telah berubah dan meningkatnya resistensi kuman, menyebabkan pengobatan dengan
antibiotika kurang efektif dan tuntas. "Perlu dicari obat-obat alternatif terbaik, efektif, dan efek sampingnya ringan atau
malah tak ada sama sekali. Dari penelitian kami, ternyata golongan karbapenem, amikasin, dan umumnya betalktam
bisa dipakai dalam pengobatan penyakit paru. Demikian pula dengan cepefim sebagai cefalosporin generasi keempat
dengan efek samping amat kecil dapat dipakai sebagai alternatif pilihan pertama," ujarnya.



cpddokter.com - Continuing Profesional Development Dokter Indonesia
http://cpddokter.com/home Menggunakan Joomla! Generated: 30 October, 2010, 22:38

jusuf kalla jadi koordintor red cros of ASEAN

Smaller Reset Larger
Jusuf Kalla Terpilih sebagai Koordinator Palang Merah ASEAN
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--ketua Umum PMI H.M. Jusuf Kalla terpilih secara aklamasi sebagai kordinator palang merah ASEAN, pada pertemuan para pemimpin palang Merah dan Bulan Sabit Merah se Asia Tenggara yang dilaksanakan di Hotel Sultan 21-22 Juli 2010.

Pertemuan yang dihadiri oleh 32 delegasi dari 10 negara perhimpunan dan Perrwakilan Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan sabit Merah. Jusuf Kalla akan menjadi kordinator Palang Merah Se-Asia tenggara sampai dengan pertemuan kedua dilaksanakan tahun depan di Timor Leste.

Dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Kamis (22/7), pertemuan ini menghasilkan deklarasi berupa kerja sama dalam implementasi strategi 2020 Federasi Internasional Palang merah dan Bulan sabit merah di Kawasan Asia Tenggara, pembentukan regiona disaster, serta mendorong health society group.

Selain itu, deklarasi ini juga memberi mandat kepada PMI dan palang Merah Thailand untuk mewakili kesebelas perhimpunan nasional dalam menindaklanjuti hal-hal yang dianggap perlu. Dengan posisi PMI sebagai kordinator maka diharapkan peran PMI satu tahun ke depan akan memiliki posisi tawar yang baik di kawasan ASEAN.

Rabu, 30 Juni 2010

DONOR DARAH

Donor darah adalah proses dimana penyumbang darah secara suka rela diambil darahnya untuk disimpan di bank darah, dan sewaktu-waktu dapat dipakai pada transfusi darah.

Untuk menekankan pentingnya persediaan darah hasil sumbangan, Palang Merah Australia menyampaikan bahwa "80% orang Australia akan membutuhkan transfusi darah suatu saat pada hidup mereka, tetapi hanya 3% yang menyumbang darah setiap tahun". Menurut palang merah di Amerika Serikat, 97% orang kenal orang lain yang pernah membutuhkan transfusi darah. Dan menurut survei di Kanada, 52% orang Kanada pernah mendapatkan transfusi darah atau kenal orang yang pernah.

Donor darah biasa dilakukan rutin di pusat donor darah lokal. Dan setiap beberapa waktu, akan dilakukan acara donor darah di tempat-tempat keramaian, misalnya di pusat berbelanja, kantor perusahaan besar, tempat ibadah, serta sekolah dan universitas. Pada acara ini, para calon pendonor dapat menyempatkan datang dan menyumbang tanpa harus pergi jauh atau dengan perjanjian. Selain itu sebuah mobil darah juga dapat digunakan untuk dijadikan tempat menyumbang. Biasanya bank darah memiliki banyak mobil darah.

Syarat-syarat teknis menjadi donor darah:

  • Umur 17-60 tahun( usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis dari orang tua)
  • Berat badan minimal 45 kg
  • Temperatur tubuh: 36,6 – 37,5 derajat Celcius
  • Tekanan darah baik yaitu sistole = 110 – 160 mmHg, diastole = 70 – 100 mmHg
  • Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50 – 100 kali/ menit
  • Hemoglobin Perempuan minimal 12 gram, sedangkan untuk pria minimal 12,5 gram
  • Jumlah penyumbangan per tahun paling banyak lima kali dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya tiga bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.

***

Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:

  • Pernah menderita hepatitis B
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah transfusi
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah tato/tindik telinga
  • Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi
  • Dalam jangka waktu enam bulan sesudah operasi kecil
  • Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar
  • Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, kolera, tetanus dipteria, atau profilaksis
  • Dalam jangka waktu dua minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, dan tetanus toxin
  • Dalam jangka waktu satu tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic
  • Dalam jangka waktu satu minggu sesudah gejala alergi menghilang
  • Dalam jangka waktu satu tahun sesudah transplantasi kulit
  • Sedang hamil dan dalam jangka waktu enam bulan sesudah persalinan
  • Sedang menyusui
  • Ketergantungan obat
  • Alkoholisme akut dan kronis
  • Mengidap Sifilis
  • Menderita tuberkulosis secara klinis
  • Menderita epilepsi dan sering kejang
  • Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk
  • Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya kekurangan G6PD, thalasemia, dan polibetemiavera
  • Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang berisiko tinggi mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, dan pemakai jarum suntik tidak steril)
  • Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan saat donor darah.

SIFILIS


DEFINISI
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum.

PENYEBAB
Bakteri Treponema pallidum.

Bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia melalui selaput lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit.
Dalam beberapa jam, bakteri akan sampai ke kelenjar getah bening terdekat, kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Sifilis juga bisa menginfeksi janin selama dalam kandungan dan menyebabkan cacat bawaan.

Seseorang yang pernah terinfeksi oleh sifilis tidak akan menjadi kebal dan bisa terinfeksi kembali.

GEJALA
Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu setelah terinfeksi; rata-rara 3-4 minggu.
Infeksi bisa menetap selama bertahun-tahun dan jarang menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian.

Infeksi oleh Treponema pallidum berkembang melalui 4 tahapan:
  1. Fase Primer.
    Terbentuk luka atau ulkus yang tidak nyeri (cangker) pada tempat yang terinfeksi; yang tersering adalah pada penis, vulva atau vagina.
    Cangker juga bisa ditemukan di anus, rektum, bibir, lidah, tenggorokan, leher rahim, jari-jari tangan atau bagian tubuh lainnya.
    Biasanya penderita hanya memiliki1 ulkus, tetapi kadang-kadang terbentuk beberapa ulkus.

    Cangker berawal sebagai suatu daerah penonjolan kecil yang dengan segera akan berubah menjadi suatu ulkus (luka terbuka), tanpa disertai nyeri. Luka tersebut tidak mengeluarkan darah, tetapi jika digaruk akan mengeluarkan cairan jernih yang sangat menular.
    Kelenjar getah bening terdekat biasanya akan membesar, juga tanpa disertai nyeri.
    Luka tersebut hanya menyebabkan sedikit gejala sehingga seringkali tidak dihiraukan. Luka biasanya membaik dalam waktu 3-12 minggu dan sesudahnya penderita tampak sehat secara keseluruhan.

  2. Fase Sekunder.
    Fase sekunder biasanya dimulai dengan suatu ruam kulit, yang muncul dalam waktu 6-12 minggu setelah terinfeksi.
    Ruam ini bisa berlangsung hanya sebentar atau selama beberapa bulan. Meskipun tidak diobati, ruam ini akan menghilang. Tetapi beberapa minggu atau bulan kemudian akan muncul ruam yang baru.

    Pada fase sekunder sering ditemukan luka di mulut.
    Sekitar 50% penderita memiliki pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuhnya dan sekitar 10% menderita peradangan mata. Peradangan mata biasanya tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang terjadi pembengkakan saraf mata sehingga penglihatan menjadi kabur.
    Sekitar 10% penderita mengalami peradangan pada tulang dan sendi yang disertai nyeri.
    Peradangan ginjal bisa menyebabkan bocornya protein ke dalam air kemih.
    Peradangan hati bisa menyebabkan sakit kuning (jaundice).
    Sejumlah kecil penderita mengalami peradangan pada selaput otak (meningitis sifilitik akut), yang menyebabkan sakit kepala, kaku kuduk dan ketulian.

    Di daerah perbatasan kulit dan selaput lendir serta di daerah kulit yang lembab, bisa terbentuk daerah yang menonjol (kondiloma lata). Daerah ini sangat infeksius (menular) dan bisa kembali mendatar serta berubah menjadi pink kusam atau abu-abu.
    Rambut mengalami kerontokan dengan pola tertentu, sehingga pada kulit kepala tampak gambaran seperti digigit ngengat.
    Gejala lainnya adalah merasa tidak enak badan (malaise), kehilangan nafsu makan, mual, lelah, demam dan anemia.

  3. Fase Laten.
    Setelah penderita sembuh dari fase sekunder, penyakit akan memasuki fase laten dimana tidak nampak gejala sama sekali.
    Fase ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun atau bahkan sepanjang hidup penderita.
    Pada awal fase laten kadang luka yang infeksius kembali muncul .

  4. Fase Tersier.
    Pada fase tersier penderita tidak lagi menularkan penyakitnya.
    Gejala bervariasi mulai ringan sampai sangat parah.
    Gejala ini terbagi menjadi 3 kelompok utama :
    - Sifilis tersier jinak.
    Pada saat ini jarang ditemukan.
    Benjolan yang disebut gumma muncul di berbagai organ; tumbuhnya perlahan, menyembuh secara bertahap dan meninggalkan jaringan parut. Benjolan ini bisa ditemukan di hampir semua bagian tubuh, tetapi yang paling sering adalah pada kaki dibawah lutut, batang tubuh bagian atas, wajah dan kulit kepala.
    Tulang juga bisa terkena, menyebabkan nyeri menusuk yang sangat dalam yang biasanya semakin memburuk di malam hari.
    - Sifilis kardiovaskuler.
    Biasanya muncul 10-25 tahun setelah infeksi awal.
    Bisa terjadi aneurisma aorta atau kebocoran katup aorta. Hal ini bisa menyebabkan nyeri dada, gagal jantung atau kematian.
    - Neurosifilis.
    Sifilis pada sistem saraf terjadi pada sekitar 5% penderita yang tidak diobati.
    3 jenis utama dari neurosifilis adalah neurosifilis meningovaskuler, neurosifilis paretik dan neurosifilis tabetik.

Neurosifilis meningovaskuler.
Merupakan suatu bentuk meningitis kronis.
Gejala yang terjadi tergantung kepada bagian yang terkena, apakah otak saja atau otak dengan medulla spinalis:
- Jika hanya otak yang terkena akan timbul sakit kepala, pusing, konsentrasi yang buruk, kelelahan dan kurang tenaga, sulit tidur, kaku kuduk, pandangan kabur, kelainan mental, kejang, pembengkakan saraf mata (papiledema), kelainan pupil, gangguan berbicara (afasia) dan kelumpuhan anggota gerak pada separuh badan.
- Jika menyerang otak dan medulla spinalis gejala berupa kesulitan dalam mengunyah, menelan dan berbicara; kelemahan dan penciutan otot bahu dan lengan; kelumpuhan disertai kejang otot (paralisa spastis); ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih dan peradangan sebagian dari medulla spinalis yang menyebabkan hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih serta kelumpuhan mendadak yang terjadi ketika otot dalam keadaan kendur (paralisa flasid).

Neurosifilis paretik.
Juga disebut kelumpuhan menyeluruh pada orang gila.
Berawal secara bertahap sebagai perubahan perilaku pada usia 40-50 tahun. Secara perlahan mereka mulai mengalami demensia.
Gejalanya berupa kejang, kesulitan dalam berbicara, kelumpuhan separuh badan yang bersifat sementara, mudah tersinggung, kesulitan dalam berkonsentrasi, kehilangan ingatan, sakit kepala, sulit tidur, lelah, letargi, kemunduran dalam kebersihan diri dan kebiasaan berpakaian, perubahan suasana hati, lemah dan kurang tenaga, depresi, khayalan akan kebesaran dan penurunan persepsi.

Neurosifilis tabetik.
Disebut juga tabes dorsalis.
Merupakan suatu penyakit medulla spinalis yang progresif, yang timbul secara bertahap.
Gejala awalnya berupa nyeri menusuk yang sangat hebat pada tungkai yang hilang-timbul secara tidak teratur. Penderita berjalan dengan goyah, terutama dalam keadaan gelap dan berjalan dengan kedua tungkai yang terpisah jauh, kadang sambil mengentakkan kakinya.
Penderita tidak dapat merasa ketika kandung kemihnya penuh sehingga pengendalian terhadap kandung kemih hilang dan sering mengalami infeksi saluran kemih.
Bisa terjadi impotensi.
Bibir, lidah, tangan dan seluruh tubuh penderita gemetaran. Tulisan tangannya miring dan tidak terbaca.
Sebagian besar penderita berperawakan kurus dengan wajah yang memelas.
Mereka mengalami kejang disertai nyeri di berbagai bagian tubuh, terutama lambung. Kejang lambung bisa menyebabkan muntah. Kejang yang sama juga terjadi pada rektum, kandung kemih dan pita suara.
Rasa di kaki penderita berkurang, sehingga bisa terbentuk luka di telapak kakinya. Luka ini bisa menembus sangat dalam dan pada akhirnya sampai ke tulang di bawahnya.
Karena rasa nyeri sudah hilang, maka sendi penderita bisa mengalami cedera.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan hasil pemeriskaan laboratorium dan pemeriksaan fisik.

Ada 2 jenis pemeriksaan darah yang digunakan:
  1. Tes penyaringan : VDRL (venereal disease research laboratory) atau RPR (rapid plasma reagin).
    Tes penyaringan ini mudah dilakukan dan tidak mahal. Mungkin perlu dilakukan tes ulang karena pada beberapa minggu pertama sifilis primer hasilnya bisa negatif.
  2. Pemeriksaan antibodi terhadap bakteri penyebab sifilis.
    Pemeriksaan ini lebih akurat.
    Salah satu dari pemeriksaan ini adalah tes FTA-ABS (fluorescent treponemal antibody absorption), yang digunakan untuk memperkuat hasil tes penyaringan yang positif.
Pada fase primer atau sekunder, diagnosis sifilis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis terhadap cairan dari luka di kulit atau mulut. Bisa juga digunakan pemeriksaan antibodi pada contoh darah.

Untuk neurosifilis, dilakukan pungsi lumbal guna mendapatkan contoh cairan serebrospinal.

Pada fase tersier, diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksan antibodi.

PENGOBATAN
Penderita sifilis fase primer atau sekunder bisa menularkan penyakitnya, karena itu penderita sebaiknya menghindari hubungan seksual sampai penderita dan mitra seksualnya telah selesai menjalani pengobatan.
Pada sifilis fase primer, semua mitra seksualnya dalam 3 bulan terakhir terancam tertular. Pada sifilis fase sekunder, semua mitra seksualnya dalam 1 tahun terakhir terancam tertular. Mereka harus menjalani tes penyaringan antibodi dan jika hasilnya positif, mereka perlu menjalani pengobatan.

Antibiotik terbaik untuk semua fase sifilis biasanya adalah suntikan penisilin:
- Untuk sifilis fase primer, suntikan diberikan melalui kedua bokong, masing-masing 1 kali.
- Untuk sifilis fase sekunder, biasanya diberikan suntikan tambahan dengan selang waktu 1 minggu.
Penisilin juga diberikan kepada penderita sifilis fase laten dan semua bentuk sifilis fase tersier, meskipun mungkin perlu diberikan lebih sering dan lebih lama.
Jika penderita alergi terhadap penisilin, bisa diberikan doksisiklin atau tetrasiklin per-oral selama 2-4 minggu.

Lebih dari 50% penderita sifilis stadium dini, terutama sifilis fase skunder, mengalami reaksi Jarisch-Herxheimer dalam waktu 2-12 jam setelah pengobatan pertama.
Reaksi ini diyakini merupakan akibat dari matinya jutaan bakteri.
Gejalanya adalah merasa tidak enak badan, demam, sakit kepala, berkeringat, menggigil dan semakin memburuknya luka sifilis yang bersifat sementara waktu.
Penderita neurosifilis kadang mengalami kejang atau kelumpuhan.

Setelah menjalani pengobatan, penderita sifilis fase laten atau fase tersier diperiksa secara teratur.
Hasil positif dari pemeriksaan antibodi biasanya menetap selama beberapa tahun, kadang seumur hidup penderita. Hal ini tidak menunjukkan adanya suatu infeksi baru. Untuk mengetahui adanya infeksi baru dilakukan pemeriksaan darah yang lain.


Rabu, 23 Desember 2009

PMI pusat memiliki beberapa aktivitas, antara lain:
1. PMI merespon bencana.
2. PMI dan perubahan iklim.
3. PMI dalam pengurangan resiko dampak bencana.
4. PMI menyatukan keluarga yang terpisah.
5. PMI dan pencegahan pandemi flu burung.
6. Pelayanan ambulan PMI.
7. Kesiapsiagaan bencana di sekolah.
8. Palang merah remaja.
9. Relawan tulang punggung PMI.

GONORHOE

GO adalah
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva).
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.
Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi.

Melalui darah
Penyakit menular seksual ini juga disebut penyakit venereal merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di seluruh dunia. Pengobatan penyakit ini efektif dan penyembuhan cepat sekali. Namun, beberapa kuman yang lebih tua telah menjadi kebal terhadap obat-obatan dan telah menyebar ke seluruh dunia dengan adanya banyak perjalanan yang dilakukan orang-orang melalui transportasi udara.
Pengendalian penyakit menular seksual ini adalah dengan meningkatkan keamanan kontak seks dengan menggunakan upaya pencegahan. Salah satu di antara PMS ini adalah penyakit gonore yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi selaput lendir saluran kencing, leher rahim, dubur dan tenggorokan atau selaput lendir konjungtiva mata. Kuman ini dapat menyebar ke bagian-bagian lain tubuh organisme melalui darah.

Gejala
Pada pria gejala penyakit ini diawali dengan adanya gangguan ringan pada saluran kencing diikuti dengan rasa nyeri dalam berbagai tingkatan ketika kencing. Muara saluran kencing pada penis dapat berwarna merah dan mengalami pembengkakan. Pada awalnya wanita tidak memperlihatkan gejala-gejala. Biasanya gejala pada mereka malah timbul berbulan-bulan setelah terjadinya infeksi. Penyakit ini kemungkinan dapat ditemukan hanya pada satu pasangan walaupun sudah mengenai keduanya. Namun pada memperlihatkan gejala seperti: ingin buang air kecil, nyeri waktu kencing, keputihan dan demam. Gonore dapat menyebabkan infeksi pada indung telur, saluran telur dan saluran kencing dan menyebabkan nyeri hebat dalam panggul.
Jika cairan tubuh yang mengandung kuman ini mengenai mata seseorang dapat timbul konjuntivitis gonore (radang mata kencing nanah). Untuk mengetahui adanya penyakit ini biasanya dilakukan sebagian besar dilakukan dengan pemeriksaan analisa contoh cairan yang diambil dari saluran kencing. Walaupun tidak ada pemeriksaan darah spesifik untuk mendeteksi adanya kuman gonore namun demikian penting sekali untuk mengambil contoh darah karena ada kemungkinan saja seseorang sekaligus juga tertular dengan PMS lain seperti sifilis atau AIDS.

Pengobatan
Biasanya pengobatan dengan suntikan tunggal atau dosis tungal ceftriaxona yang diminum. Jika infeksi menular melalui darah biasanya pasien dirawat untuk mendapat obat antibiotika melalui suntikan intravena.

PENGARUH PACARAN BAGI PELAJAR

Dampak positif dan negatif pacaran bagi pelajar:
* Prestasi sekolahPacaran bisa menurunkan atau meningkatkan prestasi belajar kita. Prestasi meningkat biasanya karena semangat belajar yang naik akibat ada pacar yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian atau karena ingin membuktikan kepada orangtua bahwa meskipun kita pacaran prestasi belajar kita tidak terganggu.Prestasi belajar bisa menurun jika ada permasalahan yang cukup berat hingga mengganggu konsentrasi dan gairah untuk belajar atau lebih senang menghabiskan waktu bersama sang pacar daripada belajar.
* Pergaulan sosialPergaulan sosial dengan teman sebaya maupun lingkungan sosial sekitar bisa menjadi meluas atau menyempit. Pergaulan menjadi sempit kalau kita lebih banyak menghabiskan waktu hanya berdua, enggak gaul lagi dengan teman lain. Makin lama biasanya kita menjadi sangat bergantung pada pacar kita atau sebaliknya dan tidak memiliki pilihan interaksi sosial lainnya.Hubungan dengan keluarga pun biasanya menjadi renggang karena waktu luang lebih banyak dihabiskan dengan pacar.
* Bisa stresHubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus yang semula diduga karena memang ada perbedaan karakteristik, latar belakang, serta perbedaan keinginan dan kebutuhan. Hal itu menyebabkan banyak sekali terjadi masalah dalam hubungan. Biasanya hal itu akan menguras energi dan emosi serta menimbulkan stres hingga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
* Berkembang perilaku baruPacaran dapat bermakna munculnya perilaku yang positif atau sebaliknya muncul perilaku negatif. Pacaran bisa membantu orang mengembangkan perilaku yang positif kalau interaksi yang terbentuk bersifat positif, sedangkan interaksi yang kurang mendukung tentu saja lebih memungkinkan terbentuknya perilaku negatif.Misalnya, pacaran dengan orang yang jago motret. Maka, bukan tidak mungkin kita akan tertular barang sedikit. Atau pacaran dengan orang yang sangat peduli sama orang lain dan penolong, maka kita yang tadinya cuek bisa saja tertular. Begitu pula pada kelakuan yang negatif.

Pacaran yang sehat dan bertanggung jawab:
1. Saling terbuka, mau berbagi pikiran dan perasaan secara terbuka, jujur, mau berterus terang dengan perasan kita terhadap tingkah laku pacar. Siap nerima kritik dan kompromi.
2. Menerima pacar apa adanya yang dilandasi oleh perasaan sayang. Tidak menuntut sesuatu yang berada di luar kemampuannya.
3. Saling menyesuaikan. Kalau dalam proses ini terlalu sering ribut, maka perlu mempertimbangkan kemungkinan berpisah.
4. Tidak melibatkan aktivitas seksual karena dapat mengaburkan proses saling mengenal dan memahami satu sama lain.
5. Mutual dependensi, masing-masing merasakan adanya saling ketergantungan satu sama lain. Oleh karena itu, diharapkan kita dan pacar mampu melengkapi kekurangan, sedangkan kelebihan yang dimiliki diharapkan mampu menutupi kekurangan pasangan.
6. Mutual respect, saling menghargai satu sama lain dalam posisi yang setara.
from: yahoo! answer